Pahlawan Jaman Now

0
1644

Memeringati hari pahlawan tahun ini sepatutnya kita merenung dan menindaklanjuti serta mewarisi pola pikir & tindak yang benar-benar mencerminkan sosok seorang pahlawan.

Pahlawan jaman now patut mencontoh sifat dan perilaku yang mendominasi para pahlawan negeri kita, seperti : penuh toleransi, bersikap jujur, mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan/atau kelompok (golongan), serta mau berkorban demi kepentingan yang lebih besar (luas).

Sudahkah kita memiliki hal-hal tersebut dalam hati sanubari kita ataukah era digital saat ini telah menggeser sekaligus menggusur orientasi nilai-nilai luhur yang menjadi dasar untuk cipta, rasa dan karsa bangsa kita di tengah globalisasi dan persaingan hiperkompetitif saat ini?

Hasil jajak pendapat Harian Kompas, 13 November 2017, menjadi keprihatinan kita bersama, dimana baik generasi milineal (17-37 tahun) maupun kelompok tua (di atas 38 tahun) menyimpulkan bahwasanya jiwa kepahlawanan di masyarakat kita saat ini semakin lemah (di atas 50%). Namun survei yang sama menampilkan pula rasa optimistis, dimana kedua kelompok usia tersebut, meyakini nilai kepahlawanan di masyarakat dapat memperkuat solidaritas.

Telah menjadi sebuah “penyakit” yang bersifat kronis di negeri ini, bilamana berbicara perihal persoalan sumber daya manusia (SDM), kita bakal dihantui oleh sedikitnya 3 (tiga) hal yang seolah-olah tak pernah berujung, di mana kita terus terbebani dengan “TAS”, yakni teamwork (kerjasama), attitude (sikap atau perilaku), dan skill (keterampilan).

Hal di atas bukan guna melemahkan kita namun menjadi daya ungkit guna terus bebenah, membenahi segenap potensi negeri ini, sekaligus  mendongkrak posisi SDM negeri tercinta di tengah percaturan dunia internasional, menimbang saat ini, UNDP (United Nations Development Programme), sebuah badan internasional yang bernaung di bawah PBB, menempatkan Indonesia dalam posisi ke 113 dari 188 negara di dunia untuk Human Development Index (HDI)-kelompok medium human development. Kita mengungguli Vietnam (115) dan Filipina (116) bahkan Kamboja (143) dan Myanmar (145), namun masih tertinggal jauh bilamana dikomparasikan dengan Singapura (5), Brunei Darussalam (17), Malaysia (59) dan Thailand (87).

Terkecil

Kita dapat menjadi “pahlawan” bagi diri sendiri, keluarga, perusahaan bahkan negara, bilamana kita mau dan mampu rela berkorban guna kepentingan yang lebih besar, menekan ego pribadi dan / atau kelompok, memprioritaskan hasil yang lebih berguna bagi masyarakat luas.

Tentu siapa pun dari kita dapat berbuat hal di atas  dengan diawali dari hal-hal terkecil, dimulai dari diri sendiri, dan saat ini juga. Tidak mungkin kita dapat melakukan hal-hal yang besar bilamana kita belum mampu mengelola hal-hal yang kecil. Tentu kuncinya adalah keikhlasan, kesabaran dan kedisiplinan yang mumpuni.

Kita pun wajib menjaga kemajemukan di setiap lingkungan kita berada. Hal tersebut merupakan karunia dari Tuhan YME guna memperkaya bukan untuk memecah-belah persatuan dan kesatuan.

Pahlawan jaman now menuntut kita untuk bertindak bukan sekadar berwacana.

 

Oleh: Roebing G. Budhi

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here